Halaman

Ahad, 31 Januari 2010

hariku

tak tahu pula apa yang aku nak taip pada kali ni..tetapi hati ku teringin sangat menaip sesuatu..aku terus menaip..apa yang terlintas di fikiran ku ..aku terus taip..sambil ku menaip..di sebelah kiri ku bulten jam 8 malam tv3 sedang bersiaran..dalam hati ku berkata..hurmmm boleh tahan juga aku ne ye..aku boleh duk sorg2 eheh..apa pula yang aku taip ne..hehehe merapu je..tapi aku da tak ada kerja nak buat,taip je la apa yang ada eheheh..esok nak kerja pula..ehehhe tapi ok juga p kerja tak la sunyi sangat..da dua hari aku sunyi dalam rumah sorg2..boringnya kehidupan ini..tak tahu apa nak di buat..petang tadi aku da tdo..kompom malam ne tak boleh tidur awal..lagi boring...apa aku nak buat ne arr...tapi sebentar tadi aku terasa bangga ada benda yang ku taip..ada org tu minat sangat..tak silap sy dia mabil apa yang ku taip..thanks sebab suka dengan apa yang sya taip ye...sya hargainya..tapi ada juga yang tak pandai mengharagi org taw..lagi sakit hati..tapi biar la..semua yang sakit biar la pergi bersama tahun 2009..apa yang penting aku kena berhati menjalani hidup di tahun baru ini..umur pun da tua..so takan tak serik2 lagi ehehhe..k guys..nak layan tari tirana dulu arr..thanks sebab sudi membaca k..thanks..

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

PENGORBANAN ITU INDAH

Musim hujan sudah berlangsung selama dua bulan sehingga di mana-mana pepohonan tampak menjadi hijau. Seekor ulat menyeruak di antara daun-daun hijau yang bergoyang-goyang diterpa angin.

"Apa kabar daun hijau!!!" katanya. Tersentak daun hijau menoleh ke arah suara yang datang.

"Oo, kamu ulat. Badanmu kelihatan kecil dan kurus, mengapa?" tanya daun hijau.

"Aku hampir tidak mendapatkan dedaunan untuk makananku. Bisakah engkau membantuku sobat?" kata ulat kecil.

"Tentu ... tentu ... mendekatlah ke mari."

Daun hijau berpikir, jika aku memberikan sedikit dari tubuhku ini untuk makanan si ulat, aku akan tetap hijau, hanya saja aku akan kelihatan belobang-lobang, tapi tak apalah

Perlahan-lahan ulat menggerakkan tubuhnya menuju daun hijau. Setelah makan dengan kenyang, ulat berterima kasih kepada daun hijau yang telah merelakan bagian tubuhnya menjadi makanan si ulat. Ketika ulat mengucapkan terima kasih kepada sahabat yang penuh kasih dan pengorbanan itu, ada rasa puas di dalam diri daun hijau. Sekalipun tubuhnya kini berlobang di sana sini, namun ia bahagia bisa melakukan bagi ulat kecil yang lapar.

Tidak lama berselang ketika musim panas datang, daun hijau menjadi kering dan berubah warna. Akhirnya ia jatuh ke tanah, disapu orang dan dibakar.

Apa yang terlalu berarti di dalam hidup kita sehingga kita enggan berkorban sedikit saja bagi sesama? Toh akhirnya semua yang ada akan binasa. Daun hijau yang baik mewakili orang-orang yang masih mempunyai "hati" bagi sesamanya.

Yang tidak menutup mata ketika melihat sesamanya dalam kesulitan. Yang tidak membelakangi dan seolah-olah tidak mendengar ketika sesamanya berteriak minta tolong.
Ia rela melakukan sesuatu untuk kepentingan orang lain dan sejenak mengabaikan kepentingan diri sendiri. Merelakan kesenangan dan kepentingan diri sendiri bagi sesama memang tidak mudah, tetapi indah..

Ketika berkorban, diri kita sendiri menjadi seperti daun yang berlobang, namun itu sebenarnya tidak mempengaruhi hidup kita. Kita akan tetap hijau, Allah akan tetap memberkati dan memelihara kita.

Bagi "daun hijau", berkorban merupakan satu hal yang mengesankan dan terasa indah serta memuaskan. Dia bahagia melihat sesamanya bisa tersenyum karena pengorbanan yang ia lakukan. Ia juga melakukannya karena menyadari bahwa ia tidak akan selamanya tinggal sebagai daun hijau. Suatu hari ia akan kering dan jatuh.

Demikianlah hidup kita, hidup ini hanya sementara kemudian kita akan mati. Itu sebabnya isilah hidup ini dengan perbuatan-perbuatan baik: kasih, pengorbanan, pengertian, kesetiaan, kesabaran dan kerendahan hati.

Jadikanlah berkorban itu sebagai sesuatu yang menyenangkan dan membawa sukacita tersendiri bagi anda. Dalam banyak hal kita bisa berkorban.

Mendahulukan kepentingan sesama, melakukan sesuatu bagi mereka, memberikan apa yang kita punyai dan masih banyak lagi pengorbanan yang bisa dilakukan. Jangan lupa bahwa kita pernah menerima pengorbanan yang tiada taranya dari Yesus hingga kita bisa diselamatkan seperti sekarang ini.